Mengapa Metal Gear Solid V itu Overrated?



Menjadi nominasi Game of The Year, dan ditambah dengan berbagai skor dari kritikus game yang rata-rata 5 bintang. Dilihat  kulit luarnya sudah terlihat benar-benar sempurna, jadi apa lagi yang belum Kojima capai pada game ini? Jawaban-nya adalah cerita dengan narasi yang bagus bersama karakter yang menarik seperti game sebelumnya.

Saya sudah memainkan hampir seluruh seri Metal Gear Solid, yang belum hanya Metal Gear Solid 4 dan Portable Ops. Metal Gear Solid 4 karena Saya tidak memiliki uang untuk membeli PS3, dan Portable Ops karena plot yang tidak sepenuhnya canon. Menurut pendapat dari hati terdalam Saya, Metal Gear Solid V tidak sebagus yang banyak media video game informasikan kalau dibandingkan dengan game Metal Gear Solid lainnya.

Bagi saya, Phantom Pain tidak gagal sebagai video game, buktinya saya sudah menamatkan game ini 2 kali dan juga berhasil 100%, tapi dibuktikan dari berbagai komentar dari sosial media yang sering dipakai gamer seperti Reddit, banyak yang cukup kecewa. Begini saja, apa yang kamu harapkan ketika bermain Metal Gear Solid? Mungkin karakter yang bizarre denan scene serasa film, adventure espionage yang menarik dipenuhi lika-liku plot twist, percakapan codec yang asik, dan tidak lupa boss battle yang memorable. Elemen-elemen tersebut dipaketkan menjadi sebuah inti game Metal Gear Solid, dan Phantom Pain hanya memilki secuil sedikit dari inti itu, sayangnya.

Narasi Cerita yang Hampir Tidak Ada


Sosok wajah asli Zero di MGS3.

Sangat ironis. Dengan menunjukkan credits di awal setiap misi, Phantom Pain dihidangkan seperti sebuah film, tetapi anehnya narasinya tidak jelas dan kurang konsisten. Contohnya saja, sudah berapa kali Zero disebut di dialog game ini, namun mengapa tidak pernah muncul wujudnya sama sekali? Ditambah lagi, pengenalan dan latar belakang karakter hanya diceritakan sekilas, namun digunakan sebagai plot utama penggerak cerita, seperti Kaz contohnya.

Pada game-game Metal Gear sebelumnya, cutscene ditampilkan sebanding dengan film kelas atas. Di Metal Gear Solid 3 contohnya, setiap boss atau karakter selalu diberikan cerita, sehingga player tahu siapa dan mengapa karakter itu, berbeda dengan Phantom Pain. Buktinya, Man on Fire hanya dijelaskan melalui tape, begitu juga dengan Third Boy atau Psycho Mantis , dan bahkan Ocelot hanya dikisahkan latar belakangnya dengan rancu dan sedikit. Phantom Pain gagal menciptakan karakter yang koheren dengan cerita dikarenakan kurangnya penjelasan naratif yang murni. Hanya sekedar lewat tape saja.

Boss Fight Garing


Metal Gear Solid 5 Phantom Pain Sahelanthropus Boss Fight - YouTube
Cuma 1 Mecha....

Berapa banyak musuh di Phantom Pain yang membuatmu menggigit jari dan harus berpikir benar-benar keras? Tidak banyak mungkin, namun bukan hanya dari kesusahannya saja, boss fight di Phantom Pain terasa sangat tawar dan tidak berasa. Man on Fire, Sahelantrophus, Armor dan Mist Parasite memberikan pengalaman yang tidak jauh beda antara satu sama lain, tidak menarik. Snake hanya perlu menghindar, menembak dan boom, menang seperti biasa. Memang pertarungan sniper antara Quiet dan Snake cukup seru, namun kalau dibandingkan dengan pertarungan Snake dengan The End di Metal Gear Solid 3 yang memaksa player menggunakan seluruh cara (termasuk membunuh peliharaan musuh), tidak ada apa-apanya.

Model boss fight di Phantom Pain hanya mengikuti misi sebelumnya: Man on Fire dan Armor Unit menembakkan sebuah artileri, Snake menghindar dan kembali menyerang. Cukup repetitif karena metodenya kurang lebih sama. Pertarungan sniper dengan Parasite Unit juga mengikuti model yang sama dengan misi dengan Quiet, yang diubah adalah jumlah musuh.

Alhasil, scene boss fight, yang seharusnya adalah bagian paling utama dari Metal Gear, justru tidak terlalu terasa, dan terkadang pahit.

Komedi dan Keserampangan ( Randomness )




Salah satu komentar yang sering muncul adalah kebisuan Snake dalam Phantom Pain. Dia layaknya robot, berbeda dengan game sebelumnya dimana dia berkharisma dan selalu berdialog dengan tokoh lain. Mungkin alasannya, karena demi sebuah plot twist. Namun tidak konsisten, di tape sendiri Snake sering berbicara dan menampakkan sifatnya sedikit saja. Snake di Phantom Pain diam selama 15 menit di perjalanan bersama Skull Face, layaknya roti tawar yang bukan benda hidup.

Tidak hanya Snake, berbagai shenanigans atau peristiwa random ciri khas Metal Gear juga jarang tersedia di Phantom Pain. Di MGS 2 kamu akan bermain sebagai Raiden yang telanjang bulat, di MGS 3 Snake dipegang burungnya oleh Colonel Volgin atau The Man on Fire. Keserampangan atau randomness inilah yang membangun seri Metal Gear Solid menjadi seri yang berbeda dengan seri video game lainnya.

Alhasil

Kesimpulan-nya, menurut saya MGSV sama sekali bukanlah video game yang buruk, tetapi jauh dari kesempurnaan dan inti keunikan dari seri Metal Gear. Banyak berbagai elemen yang seharusnya wajib muncul di Phantom Pain, namun tidak ada atau hanya dimunculkan hingga tampak terpaksa. Oleh karena itu, Metal Gear Solid adalah game yang dinilai terlalu sempurna dan berlebihan. In a nutshell, Metal Gear Solid V itu overrated.

Terima kasih sudah membaca, saya harap bisa memberi informasi yang berfaedah. Kalau ada berpikir bahwa MGSV tidak overrated dan benar-benar bagus, silahkan tuliskan kesalahan saya, atau mungkin Anda dapat mencaci maki saya di komentar. Namun, kalau kamu suka, terima kasih lagi! Silahkan berkomentar juga.




Komentar