Review: Hal yang Saya Benci dari Dynasty Warriors 8 Setelah Bermain 163 Jam




Dynasty Warriors merupakan salah satu seri video game terfavorit saya. Game pertama yang saya mainkan adalah Dynasty Warriors 5. Seri ini sudah naik dan sudah turun, tetapi inti dari permainan-nya tetap sama: satu orang (atau hingga empat, kalau ada bodyguard), menghancurkan ratus-ribuan musuh. Dan karena itu saya jatuh cinta kepada seri ini sampai membaca translasi novelnya.

Jujur, jelas bukan karena plot-nya, dan saya yakin tidak ada manusia hidup yang bermain Dynasty Warriors hanya karena plot-nya. Tetapi mungkin karea adanya waifu dan aksi-nya yang terkesan sangat seperti anime. Dimana lagi kamu bisa bermain sebagai wanita imut di bawah umur 18, mengangkat batu yang besarnya 10 kali lipat dari dia? Saya rasa pasti ada, dan pasti video game dari Jepang.

Tetapi, ada beberapa hal yang tidak saya suka oleh “anak” ini sama seperti orang tua cinta anaknya. Empasis pada “beberapa” karena saya suka dengan instalasi ke-8 ini, tidak semuanya dan tidak fatal; Dynasty Warriors 8 XL tetaplah game yang bagus. 

Hanya saja… 

1. Potensi Story Hipotetis yang Tidak Dipakai


Sejujurnya, saya sangat menyukai rute nge-branch yang ada di Dynasty Warriors 8. Dan merasa bahwa ini adalah representasi terbaik untuk mengekspos karakter dari rosternya yang luar biasa besar. Karakter seperti Xu Shu (favorit!), hanya muncul 1 kali secara signifikan, dan rute hipotetis memberikan kesempatan kepada karakter yang menarik, namun kurang sorotan.


Tetapi, rute hipotetis seharusnya diberi nama rute “tanpa karakter mati”, karena sesuai: benar-benar tidak ada karakter aliansi yang mati. Bayangkan, sekitar 50 tahun perang tanpa henti pada era Tiga Kerajaan, plus tusuk menusuk melalui politik; tidak ada satu, satu karakter-pun yang mati. 

Saya faham, target dari hipotetis adalah sekedar hipotetis. Namun saya tetap berpendapat bahwa tetap harus ada kematian karakter, namun tetap dengan dampak signifikan hingga mengubah alur cerita. Misalnya, dalam Story Mode Wei rute hipotetis, Guo Jia dapat melancarkan strateginya kepada Cao Cao di Chi Bi, dan dapat juga mati setelah itu. Alhasil, cerita menjadi alami, tetap menyorot karakter, tetap memenangkan sisi protagonist, dan cukup realistis. 

Masalah inti: banyak karakter yang bertukar takdir hanya dipakai sebagai pajangan. Ada pengecualian seperti Guo Jia di story Wei, Xu Shu di story Shu, atau Zhou Yu dan Lu Su di story Wu. Karakter strategis seperti ini dijadikan sebagai pivot dalam pengalihan rute hipotetis, di mana kelihaian dan kepintaran mereka dijadikan ultimatum pengganti sejarah. 



Tetapi bagaimana nasib karakter yang non-strategist? Kebanyakan dan sekedar pajangan. Sun Jian plus Sun Ce benar-benar hanya digunakan sebagai pajangan; ikut menyerang tanpa peran aktif. Padahal jelas, apabila Sun Jian tidak mati, tentu saja akan lebih banyak teknis politik serta drama atas ikut campurnya. Namun, tidak dia hanya digunakan sebagai pajangan. Dian Wei kalau tidak mati, takdirnya hanya hidup ikut-ikutan. Lenapa tidak membuat dia memporak-porandakan lini musuh saat di Chi Bi? Cao Cao sendiri pada rute historis mengatakan kesedihannya setelah melihat lini depan ,musuh dan berkata “Hanya saja kalau aku punya Dian Wei.”. 

Titik narasi dari hipotetis berfokus kepada ending bahwa kerajaan yang dimainkan menang. Sehingga, karakter-karakter yang punya potensi banyak, justru ditinggalkan, sad. Karakter dengan desain bagus, seperti Sun Jian dan Dian Wei... 


2. Grinding Karakter (yang paling efektif) Membosankan


Saya sangat mengapresiasi varian move per karakter, hingga mereka niat setiap weapon memiliki ability unik sendiri. Salah satu yang paling memorable dari game ini adalah mencoba seluruh rosternya yang besar dan memiliki move unik masing-masing. Banyak senjatanya terasa tepat dan memiliki berkoneksi kepada karakternya. Lihat Yu Jin contohnya, tombak simpel, tetapi ada makna simbolis pada tiap serangan charge. 
Daddy Yu Jin


Saya ingin nge-max karakter yang saya suka. Mulai dari Weapon Elements, Stats dan Level. Dan karakter yang saya sukai cukup banyak, yang artinya cukup banyak grinding. Tentu grinding tidak asing dengan seri Warriors. Mengoleksi weapon sendiri juga lebih gampang dan sangat mudah. Tetapi berbeda hal apabila kamu ingin nge-max stats dan level karakter… 

Cara yang paling efektif untuk memaksimalkan karakter adalah mengunakan fitur “Academy” pada Ambition Mode. Disana player dapat meningkatkan Stats (ATK, DEF, dll.) dan Level. Tetapi pertama-tama, kamu harus kurang lebih farming dahulu. Kamu harus menyelesaikan fasilitas Academy hingga level maksimal agar dapat membuka seluruh fitur untuk nge-max karakter. Dan itu, butuh waktu farming cukup lama. Kalau sudah, bagaimana? Dengan membayar dengan currency gold. Jadi intinya farming gold. Saya tidak jago matematika, tetapi gold sama dengan EXP dan stats. 



Bagaimana cara mendapatkan gold di DW8XL? Farming dengan bodyguard. Intinya kamu diam saja dan yang membunuh adalah bodyguard-mu. Gampang? Jelas. Asik? Kecuali kamu suka melihat AI menyerang secara tidak efektif satu sama lain, jelas tidak. Saya melakukan grinding ini untuk nge-max sekitar 20 karakter, dan terasa seperti siksaan – bosan. Karakter terasa tidak memiliki progress, hanya obligasi untuk memperkuat mereka, karena yang bertambah adalah mata uang, gold. 

Mengapa tidak mengambil sistem yang sama seperti fasilitas? Saya sangat menyukai sistem fasilitas di Ambition Mode. Benar-benar terasa seperti membangun kota kita sendiri dan dihidupi NPC. Andai fitur Academy memiliki elemen yang membangun atau progresif. Seperti melakukan objektif untuk mendapat EXP atau Power-Up, tetapi dengan cara yang lebih tidak time-consuming dan menyenangkan. Atau mungkin, kurangi saja seberapa besar currency untuk meningkatkan karakter hingga benar-benar max. 

Ada beberapa metode lain, dan butuh setup plus waktu, tentu lebih lama karena kurang efektif. Untuk mendapatkan gold, cara lain dengan farming Weapon menggunakan skill Fortune Hunter. Untuk mendapatkan EXP, dengan menggunakan skill Quick Learner di stage tertentu. Kurang repetitif tentu, lebih lama juga setup sebelum dan caranya. Dan ngomong-ngomong tentang Skill… 

3. Cara Mendapatkan Skill


Untuk memaksimalkan skill secara harafiah membutuhkan KEBERUNTUNGAN. Untuk memperkuat karakter, kamu harus BERUNTUNG. Tidak hanya itu, semakin besar level skill untuk di-upgrade semakin susah. Paragraf tepat sebelumnya, saya mengatakan bahwa setup sebelumnya lama. Karena benar sekali. 


Yang 20 itu farming...


Skill di dapatkan melalui drop setelah memenuhi requirements-nya; kurang lebih sifatnya sama dengan item atau weapon, dan ada cara cepatnya. Namun, masalahnya, apabila kamu memenuhi skill tersebut, drop tersebut tidak pasti dan sangat kecil, apa lagi pada level 18-20. Semakin besar difficulty stage-nya, semakin besar pula skill akan drop. Tetapi, selama bermain, saya tidak pernah mendapatkan skill diatas 15 dalam mode Normal. Artinya, persentase untuk mendapatkan skill secara normal sangatlah kecil. Melakukan requirements di mode Ultimate juga tidak menjanjikan mendapatkan skill, persentasenya tetap kecil. 

Cara terpraktis untuk menaikkan level skill: sekali lagi kamu harus farming. Tetapi setidaknya lebih menarik, meskipun repetitif. Menarik dalam artian lebih susah. Susah, karena untuk farming skill dengan level tinggi 15 ke atas, hanya bisa didapatkan hanya dalam mode Ultimate; dengan mengulangi stage beberapa kali memenuhi requirements-nya. 

Bayangkan, kamu ingin menaikkan skill agar mengalahkan difficulty tertinggi, namun kamu harus mendapatkannya di difficulty tersebut. Tidak masuk akal untuk harus melakukan konten endgame (akhir level), untuk mencapai endgame.

Padahal pada seri sebelumnya, di Warriors Orochi dan Dynasty Warriors 6, skill dapat dicapai dengan memprogres sebuah karakter, dimana tiap karakter memiliki objektif spesifik yang harus diselesaikan agar player mendapatkan skill tersebut. Mengapa harus diberi gacha bullshit ini? 

Penutup


Sekali lagi saya ucapkan bahwa Dynasty Warriors 8XL tetap game yang solid dan asik. Karakternya keren, simbolisme, dan stagenya sendiri. Tetapi yang terbaik tetap musiknya. Sayang ada beberapa duri tajam yang agak mengganjal ketika bermain, namun untuknya duri tersebut tidak terlalu dalam hingga fatal. Saya sarankan anda untuk bermain game ini, tetapi harus sabar dengan grinding dan tidak terlalu berfokus pada plot. 

Seluruh ocehan diatas hanyalah pendapat saya. Saya sangat berterima kasih atas waktunya untuk membaca. Bahkan kalau bisa teleportasi, saya ingin berterima kasih kepada siapapun yang membaca. Sayangnya tidak. 


Komentar